Powered By Blogger

Kamis, 01 Desember 2016

RESENSI CINTA DI DALAM GELAS (ANDREA HIRATA)

RESENSI CINTA DI DALAM GELAS (ANDREA HIRATA)









IDENTITAS BUKU
Judul                            :   Cinta di Dalam Gelas
Penulis                         :   Andrea Hirata
Penerbit                       :   Penerbit Bentang (PT Bentang Pustaka)
Tahun Terbit                :   2011
Cetakan                       :   Cetakan Ketujuh,Mei 2016
Jumlah Halaman         :   316 halaman
Jumlah Bab                 :   46 bab
Ukuran Buku              :   20,5 x 13 CM


SINOPSIS
   
Ikal,seorang bujang keturunan Melayu asli yang bekerja sebagai pelayan di warung kopi Usah Kau Kenang Lagi milik pamannya memiliki kecintaan besar terhadap kopi.Kopi,satu hal yang menjadi candu bagi para pria Melayu.Selama ia bekerja,ia membuat sebuah Catatan Besar Peminum Kopi berisi semua data pelanggan warung kopi.Mulai dari komposisi yang mereka inginkan sampai makna dari secangkir kopi yang selalu ia buat.
    Di warung inilah Ikal belajar banyak tentang kehidupan orang Melayu.Pamannya yang sering mengomentari anggota pemerintahan,kepala sersan yang arif dan tak pernah sekalipun menggunakan senjatanya dan juga para pria Melayu yang tidak pernah sekalipun absen meminum secangkir cairan hitam pekat.
Maryamah,seorang wanita putus sekolah yang memiliki semangat belajar tinggi.Ia sampai rela mengikuti kursus bahasa inggris yang berada di kota meski harus naik-turun kapal.Didalam hatinya,ia menyimpan dendam yang bahkan tidak disangka oleh siapapun.Dendam untuk mengalahkan sang mantan suami,Matarom.Dendam inilah yang membuatnya ingin menjadi petarung wanita dalam pertandingan catur turun temurun di kampung tempat tinggalnya.Ia bertekad kuat meskipun belum pernah sekalipun menaruh jari-jarinya diatas sebuah pion.Dendam ini mengantarnya kepada Ikal,sahabat masa kecil yang selalu sedia membantu.
Ikal bersedia membantu.Selain Ikal juga ada beberapa penduduk kampung yang memiliki ciri khas masing-masing bergabung.Adalah Detektif M Nur-seorang penyelidik yang dikagumi,Selamot-wanita muda yang mengalami perceraian karena suaminya ternyata sudah punya istri,Preman Cebol-seorang ketua geng preman yang disegani,Giok Nio-wanita keturunan Tiong Hoa yang selalu ingin memperjuangkan hak wanita dan Ninochka Stronovsky-pecatur wanita bergelar grandmaster dunia.


Kelompok mereka dinamakan Di Timoer Matahari.Mereka berjuang untuk membuat Maryamah diijinkan ikut dalam pertandingan catur tersebut.Tidak mudah mengingat dikampung mereka masih terdapat perbedaan kedudukan jelas antara pria dan wanita.Usaha mereka akhirnya berhasil meski masih banyak orang yang beranggapan Maryamah akan kalah di pertandingan pertama.
Di Timoer Matahari melakukan berbagai penyelidikan terhadap lawan main Maryamah. Merangkum pola dan ciri permainan mereka melalui kopi yang mereka minum.Pola-pola inilah yang mereka kirimkan ke grandmaster Ninochka untuk dipelajari.Setelah dipelajari,Ninochka akan mengirimkan berbagai trik untuk Maryamah pelajari.Maryamah semakin hari semakin giat belajar dibantu Alvin,keponakan Ikal yang juga hobi bermain catur.
Lawan pertama Maryamah,Aziz Tarmizi dikalahkan dengan mudah.Hasil pertandingan ini mengejutkan seisi kampung.Lawan kedua dan seterusnya juga dikalahkan Maryamah dengan jurus-jurus yang dipelajari dari Ninochka.Sampai pada perempatan final,Maryamah harus menerima suatu kekalahan karena kelalaian dari tim Di Timoer Matahari.Untungnya,kekalahan ini tidak membuat Maryamah didiskualifikasi dari pertandingan.
Hanya satu langkah lagi Maryamah dapat membalaskan dendamnya.Ia berhasil melangkah ke babak final.Di babak ini Maryamah akan berhadapan langsung dengan mantan suaminya,Matarom.Pria itu ingin menggunakan papan catur perak miliknya yang dianggap membawa keberuntungan.Dibabak ini juga pertama kali Ninochka hadir secara langsung.Perempuan itu disambut meriah oleh warga Belitung.
Pertandingan selesai dengan senyum dibibir Maryamah dan raut malu diwajah Matarom.Maryamah adalah pemenang wanita pertama pertandingan catur dan juga pelopor bagi wanita lainnya untuk ikut serta ditahun-tahun berikutnya.Ia juga berhasil menjuarai pertandingan catur selama tiga tahun berturut-turut dan setelah itu dikenal dengan nama Maryamah Karpov.
Sementara itu,Ikal bertahan sebagai pelayan di warung kopi pamannya.Pamannya pada akhirnya mencalonkan diri sebagai anggota DPR.Selamot,wanita itu kembali ke Bitun dan menikah kembali.Detektif M Nur hijrah ke Jakarta untuk mempelajari teknik parabola dan Giok Nio berhasil menjadi aktivis wanita pertama dikampung mereka.

KELEBIHAN
   
Dalam buku karya Andrea Hirata ini,pembaca diajak untuk mendalami kehidupan warga disebuah kampung di Belitung.Meskipun didominasi oleh penduduk Melayu,kerukunan tetap terjadi antara penduduk keturunan Tionghoa atau yang berasal dari daerah lain.Andrea Hirata juga menggunakan kata-kata maupun ungkapan-ungkapan yang dengan jelas menunjukkan nilai sastra dalam buku ini.Bahkan Andrea Hirata menggambarkan beberapa benda mati menjadi hidup dan dapat mengeluarkan pendapatnya.

Alur cerita yang menggambarkan seorang wanita yang memperjuangkan haknya menjadi nilai terpenting dalam buku ini.Alur seperti inilah yang membuat pembaca terbawa suasana dan menimbulkan perasaan ingin berjuang seperti pemeran utama,Maryamah.Selain itu,dalam novel ini peran-peran digambarkan dengan berbagai keragaman.Mulai dari keragaman sifat,suku dan juga kebiasaan-kebiasaan unik lainnya.

KEKURANGAN
   
Dibeberapa kalimat,contohnya,”Maryamah membuka dengan pembukaan Spanyol yang konservatif.” ataupun “Perwira Maryamah kocar-kacir dan rajanya menjelma menjadi dirinya sendiri yang berlari pontang-panting menyelamatkan diri.” terdapat beberapa kata yang mencerminkan pertandingan catur dengan cara yang berbeda.Menurut saya,bagi pembaca yang belum mengetahui permainan catur dengan jelas,hal ini cukup membuat bingung pembaca.

KESIMPULAN
   
Buku karya Andrea Hirata ini sangat cocok bagi pembaca remaja.Kesan-kesan positif bisa langsung timbul ketika mengetahui sifat Maryamah yang pantang menyerah.Latar tempat cerita ini juga membuat pembaca dapat mendalami daerah pelosok dan lebih sadar terhadap budaya yang berkembang didaerah tersebut.

Selain itu,buku ini membuat pembaca dapat mengetahui bahwa buku sastra tidak selalu menjadi buku yang terkesan membosankan.Walau tidak ada sedikit pun genre romansa,buku ini tetap dapat memikat pembaca.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar